Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Bendo, Bertujuan Untuk Ketahanan Air Dan Pangan
Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bendungan Bendo yang berada
di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Jokowi menyebut
bendungan ini memiliki kapasitas hingga 43 juta meter kubik dengan luas
genangan 170 hektare.
"Bendungan Bendo sudah selesai, sudah rampung dan siap difungsikan.
Bendungan yang dibangun dengan biaya Rp 1,1 triliun, memiliki kapasitas
43 juta meter kubik dengan luas genangan 170 hektare dan tinggi
bendungan 74 meter,"kata Jokowi saat peresmian sebagaimana ditayangkan
di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa.
Dengan kapasitas dan luas sebesar itu, dia mengatakan Bendungan Bendo
mampu menyediakan irigasi untuk 7.800 hektare sawah petani. Tak hanya
itu, Jokowi mengatakan bendungan ini dapat mereduksi banjir sebesar 31
persen.
"Ini akan menyediakan irigasi untuk 7.800 hektare sawah dan juga untuk
pasukan air baku 370 litre per detik serta bisa mengurangi banjir,
mereduksi banjir sebesar 31 persen atau 117 meter kubik per detik,"jelasnya.
Dia meminta agar bendungan tersebut disambungkan ke seluruh jaringan
irigasi yang ada. Dengan begitu, masyarakat dan petani bisa meningkatkan
produktivitas pertaniannya. "Saya ingin berpesan agar bendungan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya,"ucap Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah membangun empat bendungan di Jawa Timur.
Keempatnya yakni, Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu
di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, dan Bendungan
Gongseng di Bojonegoro.
Bendungan Tukul telah selesai pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Minggu, 14 Februari 2021.
Untuk Ketahanan Pangan dan Air
Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan
pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional (PSN) yang
dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Adapun tiga dari empat bendungan di Jawa Timur merupakan waduk multiguna
yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber air
daerah irigasi, dan pembangkit listrik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, potensi air di Indonesia
cukup tinggi sebesar 2,7 triliun m3 per tahun. Dari volume tersebut, air
yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar m3 per tahun, dimana yang
sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar m3 per tahun untuk berbagai
keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan, dan
irigasi.
"Namun potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan
waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air.
Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air,"imbuh Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Sabtu 27 Februari 2021.
Komentar
Posting Komentar